Kamis, 22 Mei 2014

SOCIOLOGY CAMP 2012 (We and The Society)

Sociology camp adalah tradisi rutin yang selalu diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HIMASOS) setiap tahunnya. Kegiatan diharapkan bisa menjadi tali pengerat sense of belonging untuk mahasiswa sosiologi dari semua angkatan, khususnya bagi Mahasiswa Baru (MABA). Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan sebagai media untuk membangun kesadaran akan kebersamaan diantara para Mahasiswa sehingga tidak ada gap pemisah antara mereka.
Kegiatan Sociology Camp kali ini diadakan di desa Bumiaji, dengan mengusung konsep live in selama dua hari (sabtu dan minggu). Seluruh peserta tinggal bersama dengan masyarakat dan disebar ke 5 (lima) rumah warga. Camp kali ini memang berbeda dengan Camp sebelumnya karena tempat yang ditinggali bukanlah tenda tetapi rumah-rumah warga yang ada di desa Bumiaji dengan harapan para peserta (MABA 2012) bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat dan mengetahui kondisi-kondisi riil yang ada di masyarakat sehingga mereka memiliki kepekaan terhadap masalah/problema yang terjadi di masyarakat sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan oleh jurusan sosiologi.
Ada banyak rangkaian acara pada sociology camp kali ini. Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh peserta camp ini adalah melakukan penelitian (observasi dan wawancara) di desa Bumiaji. Masing-masing kelompok harus melakukan observasi sekaligus wawancara dengan terkait dengan fenomena dan gejala social yang ada di desa Bumiaji, setelah itu mereka mempresentasikan hasil-hasil temuan lapangan mereka dan hasilnya pun luar biasa, para peserta bisa menemukan persoalan-persoalan yang ada di desa Bumiaji ini.
Acara selanjutnya adalah ‘malam kebersamaan dengan masyarakat’ yang diadakan di pendopo desa Bumiaji. Sesuai dengan temanya, mahasiswa dan juga masyarakat melebur menjadi satu dengan serangkaian pertunjukan-pertunjukan seni dari mahasiswa dan juga masyarakat. Senam Lansia menjadi agenda sociology camp pada keesokan harinya (minggu). Walaupun bertemakan Senam Lansia, akan tetapi senam ini tidak hanya diikuti oleh para lansia tetapi juga dari seluruh lapisan masyarakat, mulai yang termuda sampai yang tertua. Kemudian acara ini dilanjutkan dengan pembagian doorprize kepada peserta Senam Lansia. Acara terakhir kegiatan camp ini sama dengan camp sebelumnya yaitu outbond yang bertempat di bukit teletubbies desa bumiaji.
Sebagai penutup, panitia dan peserta melakukan evaluasi terkait dengan kegiatan yang telah diadakan selama dua hari di desa Bumiaji. Dan hasilnya cukup melegakan, dari semua pendapat yang dilontarkan, kami mendapatkan apresiasi dan kesan yang luar biasa dari para peserta, selain itu perangkat desa Bumiaji pun sangat mengapresiasi kegiatan kami dan berharap kami akan kembali dengan kegiatan-kegiatan yang lebih ‘wah’ lagi.

By akmal el-mandary (divisi intelektual HIMASOS) 

INDUSTRIALIASASI, EKSISTENSI DAN PERAN PRANATA BUDAYA LOKAL


Hari selasa, tanggal 20 November 2012 lalu, Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi (HIMASOS) bekerja sama dengan Jurusan Sosiologi menggelar kuliah tamu yang bertemakan ‘Industrialiasasi, Eksistensi Dan Peran Pranata Budaya Lokal’ dengan mendatangkan seorang Dosen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga Surabaya, bapak Bagong Suyanto. Menurut Muhammad akmal, selaku ketua pelaksana kegiatan kuliah tamu ini, “kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa sosiologi semester satu sampai pada semester tujuh dan diadakan dengan tujuan untuk menambah wawasan keilmuan mahasiswa terkait dengan industrialisasi, apalagi salah satu konsentrasi jurusan sosiologi adalah pada industry (sosiologi industri), diharapkan ini akan benar-benar bisa bermanfaat bagi mahasiswa sosiologi, khususnya yang  berkonsentrasi pada Sosiologi Industri”.
Mengawali pembicaraan, beliau memaparkan ketertarikan beliau dengan teori neo-marxian miliknya Karl Marx. Menurut beliau, teori neo-marxian cocok untuk digunakan sebagai tool of analyze pada kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini. Industrialiasasi menimbulkan adanya pertentangan antara pemilik modal dan tenaga kerjanya (buruh) yang berdampak pada kultur masyarakat.
Melanjutkan pembicaraannya, beliau memaparkan tentang industrialisasi dan perubahan-perubahan social-budaya yang terjadi di sebuah wilayah atau komunitas local. Kemudian beliau melanjutkan bahwa untuk mengkaji dan memahami industrialisasi dan perubahan social-budaya paling tidak harus berfokus pada tiga hal secara teoritis. Pertama, bagaimana mengkaji dampak yang ditimbulkan oleh terjadinya industrialisasi dan proses perubahan social-budaya terhadap system nilai. Kedua, bagaimana menggambarkan data etnografis dan mengkaji eksistensi budaya dan pranata local sehubungan dengan proses perubahan yang terjadi. Dan yang terakhir adalah mengkaji bentuk-bentuk resistensi social-budaya yang dikembangkan penduduk setempat dalam menyikapi proses perubahan social-budaya yang terjadi di sekitarnya.
Di Indonesia, banyak studi yang membuktikan bahwa di berbagai daerah dan komunitas, dalam satu-dua decade terakhir umumnya telah mengalami kecepatan perubahan yang luar biasa dan mendasar tidak hanya pada perekonomian, tetapi juga pemerintahan dan moralitas yang berlangsung sejalan dengan tanggapan masyarakat local terhadap tekanan-tekanan baru dan sikap mereka untuk memanfaatkan peluang baru yang muncul.
Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa industrialisasi membawa dampak yang luar biasa pada social-budaya di masyarakat (terutama pada masyarakat pedesaan). Hal ini berdampak pada sikap masyarakat yang dulunya berpegang kuat pada adat yang diwariskan dari generasi ke generasi, kini cenderung makin individualistic dan peran adat pun biasanya hanya menonjol pada kegiatan seremonial atau upacara yang tak memiliki kekuatan untuk mengontrol perilaku warga.
Sebagai penutup, beliau memberikan motivasi kepada seluruh mahasiswa sosiologi untuk selalu semangat memperdalam pengetahuan, khususnya sosiologi karena sosiologi adalah ilmu untuk memahami masyarakat, baik dari sisi perekonomiannya, perpolitikannya, social-budaya dan lain sebagainya.  Ditambah lagi, sosiologi syarat dengan teori-teori yang bisa digunakan sebagai tool of analyze terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat. dan yang terakhir beliau menyarankan kepada seluruh mahasiswa untuk aktif menulis, karena dengan menulis semua hasil-hasil pemikiran dan temuan-temuan akan tertampung dengan baik.

By Akmal El-Mandary (Sosiologi Muda, angkatan 2011)